Keutamaan Dalam Melaksanakan Amal


AMALAN THORIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH ADALAH UNTUK MENGHASILKAN KEKUATAN LAHIR DAN BATIN



Di dalam amalan thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah seperti dzikir, khotaman, manaqiban, sholat-sholat sunnat dan amalan sunnah lainnya, bukanlah diperuntukan dilakukan untuk menghasilkan kemuliaan-kemuliaan dunia seperti apa yang dipintanya, melainkan untuk melatih dan menghasilkan lillah yang membentuk ikhlas di dalam hatinya yang menjadikan "Power" (energi kekuatan) dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan suka dan duka, benar dan salah.

Tidak perlulah lagi bagi para pengamal Thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya melakukan dzikir, khotaman, manaqiban dan amalan sholat-sholat sunnat diniatkan untuk menghasilkan kemuliaan dunia, seperti kemudahan-kemudahan dalam usaha, ditambah-tambah rizki, kenaikan pangkat dan kedudukan dan sebagainya, karena walaupun kemuliaan tersebut didapatkan, tetapi merupakan murka Allah baginya dan menghabiskan simpanan Karunia Allah di akhirat yang diperuntukan Allah baginya.

Adapun kemulian dunia akan mendekati dirinya dengan sendirinya sesuai dengan "Power" (energi kekuatan) yang dihasilkan dari bekas dzikirnya, khotamannya, manaqibannya dan sholat-sholat sunnatnya yang dilakukan dengan ikhlas, lillah karena Allah Ta'ala dari pancaran dzikir di dalam hatinya.

Maka daripada itu Rosul SAW bersabda:


ما من عبد يخلص لله
العمل اربعين يوما الا
ظهرت ينابيع الحكمة
من قلبه على لسانه
( رواه ابن الجوزى وابن
العدى عن ابى موسى
الاشعرى رضىالله عنه )

“Tidak ada orang yang
ikhlas beramal karena
Alloh selama 40 hari
kecuali akan memancar
sumber-sumber nur hikmah dari dalam hatinya
sampai ke lisannya ”.
(HR. Ibnul Juzy dan Ibnul
‘Addy dari Abi Musa Al-
Asy’ary).


Dengan ikhlas dalam beramal dapat menarik nur hikmah (kemuliaan dunia) kepada diri seseorang atas dasar dzikir di dalam hatinya.

Ada satu nasihat yang perlu direnungkan dari Sang Mursyid Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) r.a:


"Dalam melaksanakan ibadah, tidak bisa langsung ikhlas, biasanya dilaksanakan pada awalnya karena pamrih ingin ini dan itu. Tidak apa-apa untuk sementara. Teruslah laksanakan ibadah tersebut untuk melatih diri, untuk melatih agar menjadi biasa, untuk melatih ridlo dan ikhlas karena perintah Allah Ta'ala. Alat latihannya supaya hati bisa menjadi ikhlas dan lillah adalah rajin berdzikir mengucapkan kalimah thoyyibah, sampai terasa menetap di dalam rasa".
(Tausiyah pada manaqib di Suryalaya pada tgl 10 April 1970).

Bagi seorang murid, ketika hatinya sudah tidak ikhlas atau ingin mendapatkan ikhlas dalam melaksanakan amalnya, maka dia diharuskan ber-robithoh (mengingat kepada gurunya), karena sang guru menjadi washilah turunnya pertolongan Allah kepada dirinya agar dapat ikhlas dan lillah di dalam tingkah lakunya.

- Wallohu A'lam -

***
← Kembali